Pengarang
: mayokO aikO
Penerbit
: Universal Nikko
Sinopsis:
Gaun-Gaun
Kesunyian adalah warna cinta dan perjalanan cinta yang isnpiratif! Patah hati
bukanlah warna yang gelap gulita! Ia hanyalah bagian dari kisah yang menyempurnakan
sebuah warna cinta seperti gaun gaun yang menyodorkan warna-warninya. Gaun Gaun
Kesunyian membuat kamu berkeliling menelusuri kota-kota indah dari Senggigi
hingga Kofu di Jepang!
Gaun-Gaun Kesunyian merupakan kumpulan
karya-karya dari mayokO aikO (kenapa
huruf belakangnya besar dan huruf depannya kecil? Karena begitulah tulisan di
buku ini. Sepertinya sang penulis ingin mencoba sesuatu yang berbeda) yang
sepertinya sudah pernah diterbitkan di suatu majalah. Di setiap akhir sebuah
cerita, selalu ada nama majalah dan tanggal, seperti pada cerita berjudul Seindah Mata
Kristalnya, diakhirnya ada tulisan Majalah Anita, 26 Mei – 4 Jui
1997.
Buku
ini memuat 14 cerpen, dengan cerita dan tokoh yang berbeda tentunya. Ke 14
cerpen itu berjudul, Gaun-gaun yang Sedih, Seindah Mata Kristalnya, Setengah Jam
Saja, Valentine di Kota Masa Lalu, Diary Ketujuh Belas, Gadis Itu
Bernama Kirei Na, Opera Tahun Baru, Parodi Cinta, Pelangi di
Senggigi, Reinkarnasi, Tentang Bidadari Kecil, Scraf Merah
Jingga, Kali ini Tentang Kehilangan dan Kali ini Tentang Luna. Kalau dilihat sekilas,
judul cerpen yang pertama (Gaun-gaun yang Sedih) dan judul buku kumcer ini
(Gaun-Gaun Kesunyian) mirip. Mungkin judul untuk buku ini terispirasi dari
judul cerpen itu.
Karena
buku ini adalah buku kumpulan cerpen jadi terdapat berbagai macam karakter di
dalamnya. Ada yang yatim piatu, ada yang punya keluarga lengkap tapi ngerasa di
buang. Ada yang cakep, ada yang biasa aja. Ada yang kaya, ada yang sederhana.
Bahkan ada yang dari kerajaan. Tapi, kalau diteliti kebanyakan tokohnya
berpenampilan modis, cakep (ganteng untuk laki-laki & cantik untuk
perempuan) dan dari keluarga yang kaya. Alurnya pun beragam. Ada yang happy
ending, ada juga yang sad ending. Latar tempatnya juga beragam. Ada di
Indonesia, ada juga di Jepang. Tapi, kalau diteliti kayaknya lebih banyak yang
sad ending dan lebih banyak yang berlatar di Indonesia, terutama di kota-kota
yang ada di Jawa Tengah.
Buku
ini menggunakan bahasa yang mendayu-dayu. Saking mendayu-dayunya sampai ada
kalimat yang kurang komunikatif. Seperti pada kalimat langsung yang ada pada
cerita Seindah
Mata Kristalnya, akhir kalimatnya selalu menyebutkan nama lawan
bicaranya. Misalnya,
“Bukan,
Re.”
“Ya,
Re.”
“Jangan,
Re.”
Awalnya sih ngga papa,
tapi kalau lama-lama bacanya jadi risih. Sebaiknya hanya diawal pembicaraan
saja diberi kata sapaan pada akhir kalimat. Untuk kalimat selanjutnya tidak
perlu karena pembaca sudah tau kepada siapa si tokoh berbicara.
Eits, karena buku ini menggunakan bahasa yang
mendayu-dayu bukan berarti buku ini jelek lho! Berkat bahasa yang mendayu-dayu
itu, aku jadi punya banyak kosa kata baru. Terus dapat majas yang keren-keren.
Oh ya, di beberapa cerita di buku ini juga dilengkapi
dengan Bahasa Jepang lho! Aku jadi tau beberapa kosa kata Jepang yang baru.
Tapi, sayangnya ada beberapa kalimat berbahasa Jepang yang ngga ada translatenya. Jadi, aku ngga ngerti dia
ngomong apa. Sebaiknya, kalau pakai bahasa asing dilengkapi dengan terjemahannya.
Kasihan kan yang ngga ngerti. Typo erorrnya juga cukup banyak.
Untuk covernya, catchy
banget. Sesuai dengan judulnya. Kalau dilihat sekilas sih kayak coretan-coretan
biasa. Tapi, coba deh liat lebih teliti, sebenarnya itu gambar sebuah gaun.
Kata-kata yang aku suka adalah penggalan kalimat langsung
yang terdapat pada cerpen berjudul Gaun-Gaun yang
Sedih yang berbunyi seperti ini “Hidup terlalu
pendek,Roy.Tak lebih dari satu tarikan napas bila kamu mengisinya dengan
sesuatu yang sia-sia.” Kata-kata itu mengingatkan aku betapa
pentingnya menghargai waktu. Satu detik itu berarti segalanya. Apapun yang kita
lakukan haruslah dengan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya agar kita
tidak menyesal nantinya.
Well, buku ini cukup
berkesan buat aku. Kenapa aku bilang cukup berkesan? Karena ada beberapa cerita
yang mampu buat aku terpukau, saking terpukaunya sampai nangis. Tapi, ada
beberapa yang bikin bosen. Buku ini cocok untuk para pecinta kumpulan cerpen dan para pecinta cerita dengan gaya
bahasa yang mendayu-dayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar